Senior merupakan orang yang harus kita hormati, karena senior adalah pendahulu kita. Mereka lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan daripada kita. Sebagai junior, sudah selayaknya kita patuh dan hormat pada senior kita. Untuk menampung rasa patuh dan hormat kita pada senior, diperlukan suatu wadah yang kita sebut sebagai loyalitas.
Seorang junior yang memiliki loyalitas tinggi tentu akan menempatkannya pada tempat yang tinggi di mata para seniornya. Namun apakah kita harus selalu bersikap loyal pada senior kita? Bagaimana jika senior bersikap salah? Nampaknya disini terdapat pemahaman yang salah tentang senioritas, dimana ada pernyataan bahwa “senior selalu benar”. Pernyataan tersebut selalu terngiang di telinga kita pada saat kita mengikuti ospek. Bagaimana mungkin senior selalu benar jika pada kenyataannya yang mereka lakukan justru lebih banyak salahnya ketimbang benarnya. Misalnya saja ketika menyuruh para juniornya untuk selalu berrambut pendek dan berpakaian rapi, mereka justru berrambut gondrong dan berpakaian lusuh & kucel. Atau pada saat mereka memaksa para juniornya untuk mengikuti suatu kegiatan yang mereka adakan, padahal kegiatan itu didasarkan pada alasan yang bersifat ilegal. Apakah sebagai junior kita harus tetap loyal jika senior kita bersikap seperti itu? Tentu saja tidak! Kita sebagai junior harus berpendirian teguh dalam membedakan senior mana yang patut kita hormati dan mana yang tidak perlu kita hormati.
Maka dari itu, sepertinya adat kuno yang masih dipertahankan hingga kini harus segera dilenyapkan, terutama dalam hal “senior selalu benar”. Karena mereka juga manusia biasa yang sering berbuat salah. Sehingga tak heran rasanya jika kita mengganti pernyataan itu dengan kalimat “TAK SELAMANYA SENIOR SELALU BENAR”.
^_^
18 Mei 2010
Tak Selamanya Senior Selalu Benar
Langganan:
Postingan (Atom)