05 Februari 2010

Pandanganku Mengenai Perfilman Indonesia Saat Ini

Industri perfilman di Indonesia nampaknya tak mengenal kata surut. Betapa tidak, sejak tahun 1980an film-film Indonesia bisa menjadi raja di negeri sendiri, bahkan hingga memasuki abad 21 banyak anak bangsa  kreatif yang memproduksi beberapa film dengan berbagai tema, yang menarik minat para penggemar film tanah air. Seperti Ada Apa dengan Cinta (2002), Ayat-Ayat Cinta (2008) ataupun Jelangkung (2001).

Namun tampaknya ide-ide kreatif para pesohor film nasional kini banyak yang telah mengalami peyorasi. Saat ini, film-film Indonesia banyak yang bertemakan horor yang bercampur dengan adegan-adegan yang dapat membangkitkan birahi. Kita ambil contoh Suster Keramas ataupun Hantu Puncak Datang Bulan, hingga saat ini kedua film tersebut masih menjadi kontroversi beberapa pihak Sebelumnya bahkan ada film bertemakan cinta yang dilarang dan dicabut izinnya yakni film  Buruan Cium Gue. Entah apa penyebab moral perfilman Indonesia kembali merosot hingga kondisinya persis seperti film-film tahun 1970an, seperti Bernafas Dalam Lumpur (1970) atau Tante Girang (1974).

Dan anehnya, film-film tersebut lulus sensor, sehingga dapat ditonton oleh seluruh penggemar film di negeri ini. Inilah yang saya herankan, mengapa adegan-adegan yang notabene berbau pornografi tersebut bisa lulus sensor? Ini menjadi sebuah tanda tanya besar yang dihadapkan pada kinerja lembaga sensor film kita dalam menyaring dan menyeleksi film-film. Semoga hal ini takkan terulang lagi di masa yang akan datang.

(kalau ada yang penasaran dengan trailernya, bisa klik link dibawah)
trailer Suster Keramas
trailer Hantu Puncak Datang Bulan

Baca Selengkapnya...

04 Februari 2010

Asal Usul Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri

Karena ambisi yang menggebu agar Gajah Madep, cucu tercintanya bisa menggantikan Gajah Mego menjadi Pengangeng Puri Gajah Mego, Eyang Sepuh nenek Gajah Madep menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Eyang Sepuh dengan bantuan kekuatan jahat Bik Birah yang menguasai Ilmu Hitam berusaha mencelakai Gajah Mungkur, tapi karena bantuan Burung Hantu yang menjadi utusan Ki Batuaji, maka akhirnya Gajah Mungkur berhasil lolos dari bahaya yang mengancamnya.

Dan setelah melalui liku cerita, maka akhirnya nasib Bik Birah pun harus berakhir ditangan Ki Batuaji yang merupakan Orang Pintar beraliran Putih. Tetapi Gajah Mungkur yang merasa geram karena Gajah Mego, papa kandungnya meninggal karena Gajah Madep, membuat perhitungan pada Gajah Madep.

Maka, tanpa bisa dihindari, mimpi Ratna Manikan dan Ratna Intan akhirnya jadi kenyataan, kedua Gajah besar yang merupakan jelmaan dari Gajah Mungkur dan Gajah Madep akhirnya berkelahi untuk saling memusnahkan satu sama lain.

Konon karena akibat perkelahian dari dua gajah tersebut, maka muncullah sebuah waduk yang kemudian diberi nama Waduk Gajah Mungkur. (And)

dikutip dari indosiar.com

Baca Selengkapnya...

Kode Etik Guru

• Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
• Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan.
• Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi PGRI sebagai sarana pengabdiannya.
• Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang Pendidikan.
• Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang berjiwa Pancasila.
• Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
• Guru mengadakan komui terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
• Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik.
• Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.

Baca Selengkapnya...